Analisis
Sistem Informasi Perpustakaan
Sistem Informasi Perpustakaan
berasal dari kata sistem dan informasi sedangkan perpustakaan sebagai
kaitannya. Sistem diartikan sebagai suatu totalitas himpunan dari berbagai
interaksi dan bersama – sama mencapai suatu tujuan. Kemudian beralih ke
informasi. Informasi merupakan sekumpulan data-data penelitian yang telah
diproses dan diolah menggunakan metode tertentu guna menciptakan informasi yang
berkualitas. Kualitas sebuah informasi tergantung dari tiga hal berikut, yaitu
pertama pokok bahasan akurat, kedua tepat waktu dalam penyampaiannya, dan yang
ketiga adalah relevan yakni dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Dan
sistem informasi diartikan sebagai suatu integrasi dari berbagai komponen untuk
pengumpulan, peyimpanan, dan pengolahan dari komunikasi informasi. Sedangkan
perpustakaan dapat diartikan sebagai koleksi bahan pustaka, dan
perpustakaan tidak hanya sebagai kumpulan buku tanpa ada gunanya, tetapi secara
prinsip perpustakaan harus dapat dijadikan atau berfungsi sebagai sumber
informasi bagi setiap orang yang membutuhkan atau bisa juga disebut otak dunia karena di
perpustakaan terdapat berbagai pemikiran – pemikiran manusia di seluruh dunia.
Sistem
Informasi Perpustakaan
adalah sistem yang dibuat untuk memudahkan petugas perpustakaan dalam mengelola
suatu perpustakaan. Semua diproses secar komputerisasi yaitu digunakannya suatu
software tertentu seperti software
pengolah database. Petugas perpustakaan dapat selalu memonitor tentang ketersediaan buku, daftar buku baru,
peminjaman buku dan pengembalian buku.
Dengan sistem ini, peminjaman buku maupun yang mengembalikan buku tidak perlu menunggu lama untuk proses peminjaman/pengembalian buku. Petugas perpustakaan pun tidak akan mengalami kesulitan dalam proses pelaporan kepada kepala perpustakaan. Berikut ini adlaah contoh diagram sistem informasi perpustakaan :
Keterangan
:
Pada
gambar diagram diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi perpustakaan
diawali dengan adanya pengelola perpustakaan yang terdiri dari pegawai perpustakaan.
Setiap pegawai perpustakaan (pustakawan) memiliki identitas diri yang berupa
password nomor pegawai, nomor telepon pegawai, nama pegawai, ID pegawai,
username pegawai, dan alamat rumah pegawai. Pegawai tersebut dikerahkan untuk
mengelola perpustakaan, seperti memberikan pelayanan yang baik kepada para
pemustaka, mengelola bahan koleksi perpustakaan, menjaga dan merawat bahan
koleksi serta fasilitas yang ada di perpustakaan. Dalam pelayanan peminjaman
buku maka hal yang harus diperhatikan dan perlu dicatat oleh pustakawan adalah
tanggal peminjaman buku, kode peminjaman buku, dan tanggal pengembalian buku.
Hal ini perlu dicatat sebagai tanda bukti peminjaman pada saat pengembalian
buku yang telah dicatat pada saat peminjaman buku yaitu tanggal dan kode
pengembalian serta menjaga bahan koleksi dari kecurangan yang dilakukan oleh
pemustaka. Kemudian bahan koleksi atau buku yang terdapat didalam perpustakaan
memiliki unsur-unsur seperti judul buku, kode buku, pengarang buku, kota
penerbitan buku, nama penerbit buku, status buku layak apakah tidak untuk
dibaca, tahun penerbitan buku, jumlah buku, jumlah eksemplar, pengelompokkan
buku. Dengan adanya unsur-unsur tersebut didalam buku maka sangatlah mudah bagi
pustakawan dalam penataan dan pengklasifikasian buku-buku didalam perpustakaan.
Sementara itu perpustakaan juga memiliki program kerja yaitu pembuatan kartu
anggota perpustakaan. Pembuatan kartu anggota perpustakaan bertujuan untuk
memudahkan para pemustaka dalam menggunakan fasilitas dan pelayanan didalam
perpustakaan seperti absensi masuk perpustakaan dan peminjaman pengembalian
buku perpusakaan, serta sebagai tanda bukti bahwa pemustaka tersebut telah
menjadi anggota perpustakaan. Kartu tanda anggota perpustakaan memiliki
beberapa unsur seperti masa berlaku kartu tanda anggota, nama anggota, status
anggota, nomor telepon anggota, tempat tanggal lahir anggota, ID anggota,
alamat anggota, kelas anggota, dan jenis kelamin anggota.
Tujuan
dari analisis sistem informasi di perpustakaan adalah untuk mengetahui kondisi
sistem yang sedang berjalan di perpustakaan dan menemukan kelemahan – kelemahan
sistem yang berjalan. Tujuan lainnya adalah untuk membentuk sebuah sistem yang
layak dan efektif untuk perpustakaan.
Dalam melakukan analisis, seorang
sistem analis harus cukup tanggap terhadap pihak lain dan harus memiliki
kemampuan bernegoisasi dan diplomasi sebaik kemampuan teknik analisa. Hal ini
dibutuhkan pada saat terjadi silang pendapat dengan pihak lain yang tidak
sependapat agar diperoleh kesepakatan
bersama pada sistem yang sedang dijalankan dan yang akan diterapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar